Headlines News :
Home » , , , » AMPERA Kembali Menggelar Demo di Kantor Panwas Pilkada Pamekasan

AMPERA Kembali Menggelar Demo di Kantor Panwas Pilkada Pamekasan

Written By fajarmduro on Saturday, February 2, 2013 | 13:38

Pamekasan - Ratusan massa dari Aliansi Mahasiswa Pejuang Rakyat (AMPERA) bersama partisan pasangan Cabup KOMPAK Kholilurraham-Masduqi) kembali menggelar demo di Kantor Panwas Pilkada Pamekasan Sabtu (02/02/2013) siang.

AMPERA  Kembali Menggelar Demo di Kantor Panwas Pilkada Pamekasan
Massa Amperda dan Partisan cabup Kompak Demo dan bakar Ban menutup Jalan Trunojoyo Pamekasan. (Foto: Suhil karimatafm.com)
Mereka beraksi dengan massa yang lebih besar karena tidak puas dengan hasil pilkada Pamekasan 9 Januari 2013 lalu yang dinilai cacat hukum.

Dalam orasinya korlap Aksi Zainal mengatakan, Ampera menolak keputusan KPU Propinsi Jawa Timur yang memaksakan salah satu pasangan calon untuk bisa lolos mengikuti Pilkada yang cacat hukum.

Kepada Bawaslu Ampera juga meminta agar memecat Panwaslu Pamekasan karena membuat kekacauan dalam pelaksanaan Pilkada Pamekasan dan kepada KPU Pusat juga meminta agar secepatnya memecat KPU Propinsi Jawa Timur karena tidak professional dan tidak proporsional.

“Kita kembali tegaskan bahwa selama ini Panwas dan KPU tidak professional dan tidak becus melaksanakan tugasnya selama Pilkada Pamekasan,” teriak Zainal.

Selain sambil mengusung sejumlah poster dan membentangkan spanduk panjang yang bertuliskan “Kedhaliman pada Pemilukada Pamekasan akan segera hancur”, aksi juga sempat diawali dengan teatrikal berupa boneka pocong sebagai symbol matinya demokrasi dan gambaran pelaksana pilkada yang sudah menjadi hantu dan mayat hidup.

Bukan itu saja, setelah berorasi depan kantor Panwas Pamekasan di areal Eks Stasiun PJKA di Jalan Trunojoyo, mereka bergeser  ke jalur utama Jalan Trunojoyo Pamekasan membakar ban bekas di tengah jalan raya sehingga jalur lalu lintas di tutup dan dialihkan.

Lagi-lagi, ini mengorbankan para pengguna jalan dan mengakibatkan arus lalu lintas dialihkan, karena dari jembatan Gurem hingga SPBU Kangenan akses jalan ditutup dua arah. Para pengguna jalan banyak kecewa dengan aksi tersebut.

Hasyim (42), seorang sopir truk yang mengangkut semen saat itu harus melewati jalur kangenan menuju Pademawu untuk bisa melintas ke jalan raya Sumenep. “Ini aksi hanya membuat orang kerepotan terutama masyarakat kecil yang tidak tahu apa masalahnya,” kata Hasyim, dengan nada kecewa.

Menurutnya, jika memang masalah Pilkada semua masyarakat sudah tahu bahwa Pilkada Pamekasan sudah digelar dan berjalan aman lancar. “Memang saya bukan  masyarakat Pamekasan, tapi ironis sekali saya melihat aksi ini. Karena dari semua ini sudah terbaca bahwa para politisi Pamekasan masih belum ada yang dewasa, dan saat ini hanya menampakkan ketidakberdayaannya,” tegasnya.

Jika memang tidak siap menjadi politisi, lanjut Hasyim, maka berbisnis saja atau jadi kontrol pemerintah saja. “Karena kedewasaan para politisi itu bisa dilihat saat mereka kalah dalam sebuah pertarungan. Kalau siap menang itu biasa, tapi ketika siap kalah itu baru luar biasa,” pungkas Hasyim.

Memang, selama 2 hari berturut-turut Ampera menggelar aksi di lokasi yang sama untuk menolak hasil pilkada Pamekasan dan meminta panwaslu untuk mempertanggungjawabkan semua rekomendasi yang telah dikeluarkan serta meminta pihak Bawaslu memecat anggota Panwaslu Pamekasan. (tanziel/karimatafm.com)

Sumber : karimatafm.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Download Makalah | Blog Falophi | Ikut Belajar Blog | Falophi.com | Wong Pakong Blog
| Fastpay Bersama Copyright © 2012. Wong Pademawu - All Rights Reserved
Template Modify by Wong Pademawu Blogs
Proudly powered by Blogger