
Api cepat membesar dan
menghabiskan seluruh isi rumah karena dinding rumah terbuat dari
bambu dan kayu. Barang-barang dan perabot seperti dipan, kursi, lemari
beserta isinya, serta perlengkapan memasak, semuanya tidak
terselamatkan. Akibat kebakaran tersebut, diperkirakan kerugiannya
mencapai Rp 50 juta. Informasi yang diterima dari
warga setempat, sumber api diduga berasal dari dapur.
Sebelum
kejadian, Sanah, istri Narsah, menanak nasi menggunakan tungku. Setelah
masak, Sanah merasa api di dalam tungkunya sudah padam. Kemudian Sanah
pergi ke rumah tetangganya, untuk bekerja sebagai pembatik. ”Mungkin
saat itu, api di salah satu kayu bakar yang belum padam menjalar keluar
kemudian mengenai sampah-sampah. Karena dinding terbuat dari bambu dan
kayu, maka api cepat menjalar,” ujar Lukman, kepala Desa (kades) Candi
Burung, yang kemarin berada di lokasi kebakaran.
Di
rumah itu, sambungnya, kebetulan tidak ada orang sama sekali.
Sanah sedang bekerja sebagai pembatik, dan anak semata wayangnya Asmat,
18, sedang bermain ke rumah temannya. Dan Narsah, suami Sanah, baru
15 hari merantau ke Kalimantan untuk bekerja sebagai buruh
bangunan. ”Untuk sementara korban ditampung di rumah kerabat atau
tetangganya. Sementara kami akan melaporkan kepada Bupati Pamekasan
Kholilurrahman, tentang musibah ini.
Siapa tahu
nanti mendapat santunan dari bupati,” tutur Camat Proppo
Listijanto Djoko Trisulo, yang langsung
meninjau lokasi kebakaran saat itu juga. Kondisi Sanah dan Asmat
kemarin tanpak shock dan lemas, bahkan Sanah sempat beberapa kali
pingsan. Sedangkan suami Sanah (Narsah, Red) belum dihubungi,
dengan alasan takut suaminya tersebut kepikiran.
Sumber : pamekasan.info
Post a Comment