Namanya Lia Trisnawati. Gadis sepuluh tahun ini, memiliki kebiasaan aneh, makan tanah dan minum bensin.
Bagi masyarakat Desa Pandan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, nama Lia si peminum bensin sudah tidak asing lagi. Sebab, sejak sembilan tahun terakhir, anak bungsu pasangan suami isteri Halili (55) dan Mariyah (50) itu memiliki kebiasaan yang tidak lazim, yakni makan tanah dan minum bensin.
Kebiasaan aneh itu, kata kedua orangtuanya, dimulai sejak Lia berusia dua tahun. Saat itu, bungsi empat bersaudara itu mengalami penyakit kejang dan demam tinggi. Sempat dirawat ke dokter, namun penyakitnya tidak juga sembuh.
“Tidak seperti tiga saudaranya yang lain. Lia sering sakit-sakitan. Dan kalau sudah kambuh, kami semua dibuat kawatir,” kata Halili, ayah kandung Lia.
Memasuki usia dua tahun, kelakuan Lia makin aneh. Bocah itu sering minum bensin dan makan kerikil. Terhadap nasi dan makanan lain, nampak tidak pernah berselera, bahkan kadang hanya dilihat saja, setelah itu ditinggalkan tanpa dimakan secuilpun.
Kondisi itu menuntut Halili dan isterinya, setiap hari harus menyediakan bensin dan tanah untuk kebutuhan anak kesayangan mereka itu, meski hal itu sama sekali di luar kehendaknya.
Akibatnya, pertumbuhan anak itu tidak seperti anak-anak lain seusianya, perut buncit, kulit sawo matang dan jarang mandi. Padahal, kedua orangtuanya tidak pernah bosan membujuk anaknya untuk makan nasi dan mandi, seperti anak lain sebayanya.
“ Kalau ada orang, botol minuman air mineral berisi bensin hanya dihirup. Tapi kalau sudah tidak ada orang, bensinnya dituangkan ke tanah kemudian tanahnya dimakan layaknya nasi,” terang Halili.
Lia yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah itu seperti ketagihan untuk minum bensin bercampur tanah. Sehari saja orang tuanya yang bekerja sebagai petambak garam lupa menyediakan makanan kesukaannya itu, gadis itu akan mengamuk dan memukul sekujur tubuhnya sambil berteriak minta dibelikan bensin.
Pernah dirinya mencoba untuk melarang anaknya itu untuk melakukan kebiasaannya. Namun yang terjadi, Lia marah dan berusaha membentur-benturkan kepalanya ke tembok.
Karena kawatir akan melakukan hal yang negatif jika dilarang, kebiasaan itu dibiarkan sambil berusaha mencari pengobatan melalui paranormal.
Beberapa petunjuk para normal sudah diupayakannya, namun tidak ada hasil. Saat ini, dirinya tengah mencari pohon yang buahnya ada di dalam tanah. Sebab, menurut salah seorang paranormal, itu merupakan makanan yang bisa menyembuhkan Lia dari kebiasaannya yang di luar kewajaran manusia normal.
Mariyah, ibu kandung Lia mengaku meski anaknya disebut manusia peminum bensin, tetap tidak akan menyia-nyiakannya. Bagaimanapun, keberadaan Lia merupakan anugrah dari Yang Maha Kuasa.
“Kami yakin ada hikmah di balik semua ini. Dan kami yakin ini adalah yang terbaik bagi keluaga. Hanya kami berharap, semoga kebiasaan dia tidak akan berlangsung selamanya,” kata Mariyah sambil memandang anaknya yang saat itu sedang bermain di halaman rumah.
Di tengah kondisi Lia yang tidak normal itu, semua keluarga Lia tetap berharap bisa sembuh. Entah dengan cara apa jalan kesembuhan itu diberikan. (taufik rahman/muj)
Bagi masyarakat Desa Pandan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, nama Lia si peminum bensin sudah tidak asing lagi. Sebab, sejak sembilan tahun terakhir, anak bungsu pasangan suami isteri Halili (55) dan Mariyah (50) itu memiliki kebiasaan yang tidak lazim, yakni makan tanah dan minum bensin.
Kebiasaan aneh itu, kata kedua orangtuanya, dimulai sejak Lia berusia dua tahun. Saat itu, bungsi empat bersaudara itu mengalami penyakit kejang dan demam tinggi. Sempat dirawat ke dokter, namun penyakitnya tidak juga sembuh.
“Tidak seperti tiga saudaranya yang lain. Lia sering sakit-sakitan. Dan kalau sudah kambuh, kami semua dibuat kawatir,” kata Halili, ayah kandung Lia.
Memasuki usia dua tahun, kelakuan Lia makin aneh. Bocah itu sering minum bensin dan makan kerikil. Terhadap nasi dan makanan lain, nampak tidak pernah berselera, bahkan kadang hanya dilihat saja, setelah itu ditinggalkan tanpa dimakan secuilpun.
Kondisi itu menuntut Halili dan isterinya, setiap hari harus menyediakan bensin dan tanah untuk kebutuhan anak kesayangan mereka itu, meski hal itu sama sekali di luar kehendaknya.
Akibatnya, pertumbuhan anak itu tidak seperti anak-anak lain seusianya, perut buncit, kulit sawo matang dan jarang mandi. Padahal, kedua orangtuanya tidak pernah bosan membujuk anaknya untuk makan nasi dan mandi, seperti anak lain sebayanya.
“ Kalau ada orang, botol minuman air mineral berisi bensin hanya dihirup. Tapi kalau sudah tidak ada orang, bensinnya dituangkan ke tanah kemudian tanahnya dimakan layaknya nasi,” terang Halili.
Lia yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah itu seperti ketagihan untuk minum bensin bercampur tanah. Sehari saja orang tuanya yang bekerja sebagai petambak garam lupa menyediakan makanan kesukaannya itu, gadis itu akan mengamuk dan memukul sekujur tubuhnya sambil berteriak minta dibelikan bensin.
Pernah dirinya mencoba untuk melarang anaknya itu untuk melakukan kebiasaannya. Namun yang terjadi, Lia marah dan berusaha membentur-benturkan kepalanya ke tembok.
Karena kawatir akan melakukan hal yang negatif jika dilarang, kebiasaan itu dibiarkan sambil berusaha mencari pengobatan melalui paranormal.
Beberapa petunjuk para normal sudah diupayakannya, namun tidak ada hasil. Saat ini, dirinya tengah mencari pohon yang buahnya ada di dalam tanah. Sebab, menurut salah seorang paranormal, itu merupakan makanan yang bisa menyembuhkan Lia dari kebiasaannya yang di luar kewajaran manusia normal.
Mariyah, ibu kandung Lia mengaku meski anaknya disebut manusia peminum bensin, tetap tidak akan menyia-nyiakannya. Bagaimanapun, keberadaan Lia merupakan anugrah dari Yang Maha Kuasa.
“Kami yakin ada hikmah di balik semua ini. Dan kami yakin ini adalah yang terbaik bagi keluaga. Hanya kami berharap, semoga kebiasaan dia tidak akan berlangsung selamanya,” kata Mariyah sambil memandang anaknya yang saat itu sedang bermain di halaman rumah.
Di tengah kondisi Lia yang tidak normal itu, semua keluarga Lia tetap berharap bisa sembuh. Entah dengan cara apa jalan kesembuhan itu diberikan. (taufik rahman/muj)
Post a Comment