Pamekasan - Massa pendukung Achmad Syafii - Kholil Asy,ari (ASRI) Senin
pagi, berunjuk rasa ke kantor DPRD dan KPU Pamekasan, menuntut pasangan
calon itu tidak dicoret. Mereka membawa keranda mayat bertuliskan sebagai simbol matinya
demokrasi di Pamekasan. KPU dinilai memihak salah satu pasangan calon
tertentu. Dalam aksinya, mereka membentangkan sejumlah poster hujatan. Seperti,
'KPU Anjing Bupati', 'Bubarkan dan Pecat Ketua KPU' serta 'KPUD Telah
Terbeli'.
Massa yang juga terdiri ribuan kaum hawa ini juga tak kalah lantang
menyuarakan agar KPU bisa netral dan mencabut hasil penetapan calon
bupati dan wakil bupati, yang telah mencoret Pasangan ASRI. Menurut pendemo, Pasangan ASRI memenuhi syarat untuk jadi Bupati. Hanya
saja, calon lawan mencoret ASRI melalui KPU karena kekuatan ASRI di
Pamekasan sangat besar dan didukung masyarakat. Massa juga menyebarkan selebaran hasil audensi Tim Advokasi ASRI dengan
KPU yang menyatakan bahwa perlengkapan persyaratan ASRI memenuhi syarat.
Namun, pada hari "H" penetapan, justru ASRI yang dicoret.
Hingga saat sekitar pukul 10.00 WIB, ribu warga dikawal ketat aparat
kepolisan menuju kantor KPU dan DPRD Pamekasan. Mereka akan menduduki
KPU sebagai bentuk, keprihatinan matinya demokrasi. Sebelumnya, sudah ada massa yang sejak hari Sabtu kemarin menduduki KPU.
Mereka dipimpin, salah satu putra Pengasuh Pondok Pesantren Banyuanyar,
Mohammad Syamsul Arifin, yakni Ra Rofik. Massa kali ini datang, untuk
memberikan semangat dan solidaritas kepada pendukung ASRI lainnya.
Sementara, untuk mengamankan unjuk rasa ini, polres Pamekasan terpaksa
meminta bantuan pasukan dari Brimob Polda Jatim. (Mokri / km-69).
Sumber : mediamadura.com
Post a Comment