SAMPANG - Diduga mendapat hukuman berdiri 2
jam dari sang guru, Mohammad Faqih, 8, siswa kelas II SDN Torjun 1
enggan bersekolah. Bahkan untuk kembali bersekolah, keluarganya
sampai membujuk dan mengantarnya ke sekolah yang terletak di pinggir
jalan raya Torjun itu kemarin.
Faqih mengaku takut bersekolah lantaran dihukum
oleh gurunya. ”Takut dimarahin dan dihukum,” ujarnya dengan nada polos
saat ditemui sedang bermain dengan teman-temannya di sekolah.
Penuturan Sa’labah, paman Faqih,
keponakannya trauma dan takut masuk sekolah setelah mendapatkan
hukuman berdiri selama 2 jam dari gurunya. Hukuman itu
dijatuhkan lantaran Faqih tidak menulis saat materi diberikan
oleh gurunya. ”Anaknya (Mohammad Faqih, Red) trauma.
Saat ditanya, katanya takut sama
gurunya, dan tiap malam sering mengigau nggak mau sekolah lagi.
Maka, orang tuanya dan saya membujuk Faqih supaya mau sekolah lagi,”
katanya ditemui saat mengantarkan keponakannya tersebut.
Sa’labah mengaku kecewa terhadap pihak
sekolah. Karena, menurutnya, hukuman berdiri selama 2 jam tersebut sudah
keterlaluan. ”Wong anak kecil, apalagi masih kelas II sudah wajar kalau
nakal. Dan kenakalan anak di usia itu tidak bisa dibilang tidak
sopan terhadap guru,” keluhnya.
Holifah, 35, orang tua Faqih yang
ditemui usai menghadap kepala sekolah tidak banyak memberikan
penjelasan. Hanya saja, dia mengaku kedatangannya tersebut cuma
masalah mendidik anaknya. ”Tidak ada apa-apa,” pungkasny.
Sementara itu, Umar Faruq, kepala SDN
Torjun 1 mengatakan, hukuman berdiri kepada Mohammad faqih
menurutnya masih sebatas kewajaran. Bahkan tidak hanya Faqih yang sering
mendapatkan hukuman seperti itu. ”Cuma hukuman berdiri sudah biasa, itu
bagian dari cara mendidik kami.
Sebab, kalau cuma dinasihati anak itu
menter (tidak dihiraukan),” katanya. Menurutnya, hukuman yang diberikan
pada Faqih bukan tanpa alasan. Sebab Faqih yang saat ini duduk di kelas
II itu terbilang nakal di sekolah. ”Tidak pernah menulis, pernah ngambil
uang temannya, dan juga pernah nyium temannya.
Jadi tidak ada istilah
hukuman, tujuannya ingin menyembuhkan,” katanya. Ditanya soal
kedatangan orang tua Faqih ke sekolahnya, Umar mengatakan hal
itu lantaran dipanggil oleh pihak sekolah. ”Saya panggil orang tuanya,
dan disuruh membuat pernyataan kalau begitu terus terpaksa saya
keluarkan,” pungkasnya.Sumber : kabarsampang.web.id
Post a Comment